Faedah yang terbesar dalam pernikahan ialah menjaga dan memelihara
perempuan
yang bersifat lemah dari kebinasaan. Perempuan dalam sejarah di gambarkan
sebagai makhluk yang sekedar menjadi pemuas hawa nafsu kaum laki-laki.
Perkawinan adalah pranata yang menyebabkan seorang perempuan mendapatkan
perlindungan dari suaminya. Keperluan hidupnya wajib di tanggung oleh suaminya.
Pernikahan
juga berguna untuk memelihara kerukunana anak cucu (keturunan), sebab kalau
tidak dengan nikah, anak yang dilahirkan tidak di ketahui siapa yang akan
mengurusnyadan siapa yang bertanggung jawab menjaga dan mendidiknya.
Nikah
juga di pandang sebagai kemaslahatan umum, sebab kalau tidak ada pernikahan,
manusia akan mengikuti hawa nafsunya sebagaimana layaknya binatang, dan dengan
sifat itu akan timbul perselisihan, bencana, dan permusuhan antara sesama
manusia, yang mungkin juga dapat menimbulkan pembunuhan yang mahadahsyat.
Tujuan pernikahan yang sejati dalam Islam adalah pembinaan akhlak
manusia dan memanusiakan manusia sehingga hubungan yang terjadi antara dua
gender yang berbeda dapat memangun kehidupan baru secara sosial dan kultural.
Hubungan dalam bangunan tersebut adalah kehidupan rumah tangga dan terbentuknya
generasi keturunan manusia yang memberikan kemaslahatan bagi masa depan
masyarakat dan negara.
Tujuan substansial dari pernikahan adalah sebagai berikut:
1.
Pernikahan bertujuan untuk menyalurkan kebutuhan seksualitas
manusia dengan jalan yang di benarkan oleh Allah dan mengendalikan hawa nafsu
dengan cara yang terbaik yang berkaitan dengan peningkatan moralitas manusia
sebagai hamba Allah.
2.
Tujuan pernikahan adalah mengangkat harkat dan martabat perempuan.
Karena dalam sejarah kemanusiaan, terutama pada zaman Jahiliah ketika kedudukan
perempuan tidak lebih dari barang dagangan yang setiap saat dapat di
perjualbelikan, bahkan anak-anak perempuan di bunuh hidup-hidup karena di
pandang berguna secara ekonomi.
3.
Tujuan perkawinan adalah memproduksi keturunan, agar manusia tidak
punah dan hilang di telan sejarah. Agar pembicaraan makhluk manusia bukan
sekadar nostalgia atau kajian antropologis sebagaimana membicarakan binatang
purba dan manusia primitif yang seolah-olah tidak lebih dari dongeng masa lalu.
0 Komentar