DIIN dalam Al-Qur'an - Kalamullah - Delvin's World

Tentang makna kalimat "DIIN" dalam Al-Qur'an





Lafaz diin adalah ism mufrad dan jamaknya adalah adyan.

Ibnu Faris berkata, "Ia adalah jenis dan bentuk dari ketaatan dan kehinaan, dipinjam untuk menunjukkan makna syari'at. Oleh karena itu, Al Kafawi memberikannya makna al qadaa' (hukum dan syariat), balasan dan keadaan."

Ad diin juga mengandung makna agama, nama semua perantara untuk menyembah Allah, mazhab, perjalanan, adat, situasi, paksaan, mengalahkan, Islam, beriktikad dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh dan sebagainya.

Lafaz diin disebut 62 kali di dalam Al Qur'an yaitu dalam surah:
- Al Fatihah [1:4];
- Al Baqarah [2:132], [2:193], [2:256];
- Ali Imran [3:19], [3:83];
- An Nisa' [4:46];
- Al A'raf [7:29];
- Al Anfal [8:39], [8:72];
- At Taubah [9:11], [9:29], [9:33] (dua kali), [9:36], [9:122];
- Yunus [10:22], [10:105];
- Yusuf [12:40], [12:76];
- Al Hijr [15:35];
- Al Nahl [16:52];
- Al Hajj [22:78];
- An Nur [24:2];
-Asy Syu'ara' [26:82];
- Al Ankabut [29:65];
- Ar Rum [30:30] (dua kali), [30:43];
- Luqman [31:32];
- Al Ahzab [33:5];
- Ash Shaffat [37:20];
- Shad [38:78];
- Az Zumar [39:2], [39:3], [39:11];
- Ghafir [40:14];
- Asy Syura [42:13] (dua kali), [42:21];
- Al Fath [48:28] (dua kali);
- Adz Dzariyat [51:6], [51:12];
- Al Waqi'ah [56:56];
- Al Mumtahanah [60:8], [60:9];
- Ash Shaff [61:9] (dua kali);
- Al Ma'arij [70:26];
- Al Muddatstsir [74:46];
- Al Infihtar [82:9], [82:15], [82:17], [82:18];
- Al Muthaffifin [83:11];
- At Tin [95:7];
- Al Bayyinah [98:5] (dua kali);
- Al Ma'un [107:1];
- An Nashr [110:2].

Lafaz diin secara bersendirian disebut sebanyak lima kali yaitu dalam surah:
- Ali Imran [3:85];
- An Nisa' [4:125];
- Al Ma'idah [5:3];
- Al An'am [6:161];
- Al Kafirun [109:6];

Lafaz diinukum disebut sebanyak 11 kali yaitu dalam surah:
- Al Baqarah [2:217];
- Ali Imran [3:73];
- An Nisa' [4:171];
- Al Ma'idah [5:3] (dua kali), [5:57], [5:77];
- At Taubah [9:12];
- Ghafir [40:26];
- Al Hujurat [49:16];
- Al Kafirun [109:6].

Lafaz diinihi disebut dua kali, yaitu dalam surah:
- Al Baqarah [2:217];
- Al Ma'idah [5:54].

Lafaz diinihim disebut sepuluh kali yaitu dalam surah:
- Ali Imran [3:24];
- An Nisa' [4:146];
- Al An'am [6:70], [6:137], [6:159];
- Al A'raf [7:51];
- Al Anfal [8:49];
- An Nur [24:25], [24:55];
- Ar Rum [30:32].

Lafaz diini disebut satu kali yaitu dalam surah Yunus [10:104].

Lafaz ad diin di dalam Al Qur'an memiliki beberapa makna:

1. Ad diin bermakna hari penghisaban dan pembalasan (Al jaza') seperti yang terdapat dalam surah:
- Al Fatihah [1:4];
- Al Hijr [15:35];
- Asy Syu'ara' [26:82];
- Ash Shaffat [37:20];
- Shad [38:78];
- Adz Dzariyat [51:6], [51:12];
- Al Waqi'ah [56:56];
- Al Ma'arij [70:26];
- Al Muddatstsir [74:46];
- Al Infithar [82:9], [82:15], [82:17], [82:18];
- Al Muthaffifin [83:11].

Ibnu Qutaibah berkata, Yaumad diin adalah yaumal qiyaamah (hari kiamat). Ia dinamakan demikian karena hari itu adalah hari pembalasan dan penghisaban seperti ungkapan perumpamaan "kamaa tadiinu tudaanu" maksudnya sebagaimana engkau berbuat engkau akan dibalas dengannya".

Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ibnu Juraij, Qatadah dan diriwayatkan dari Nabi, ad diin bermakna pembalasan terhadap amalan-amalan dan penghisabannya.

Maksudnya, diinahum dalam surah An Nur [24:25] adalah hisaabahum (penghisaban mereka).

2. Ad din bermakna hukum dan syar'iat seperti yang terdapat dalam surah An Nur [24:2]. Lafaz ini dihubungkan dengan lafaz Allah atau diinullah.

Al Fairuz berkata, "Ia bermakna hukum dan syari'at Allah."

Mujahid berkata, "Ia bermakna melaksanakan hudud."

Ibnu Katsir berkata, "Ia bermakna hukum dan syari'at Allah."

3. Ad diin dalam surah Yusuf mengandung beberapa makna karena ia dihubungkan dengan lafaz al­ malik atau diin al malik yaitu:

- Ibnu Abbas dan Ad Dahhak memberikannya makna "Sultan Al Malik" (kekuasaan raja).

- Qatadah, Muhammad bin Ka'ab Al Qurazi, Mannar, As Suddi memberikannya makna keputusan dan hukum raja.

- At Tabari berkata, "Keseluruhan makna diatas saling berdekatan karena barang siapa yang mengambil sebahagian dari k

ekuasaan raja, maka ia melaksanakan apa yang diperintah dan ia ridha terhadap pelaksanaannya itu selagi tidak melaksanakan diluar dari apa yang diperintahkan. Hal itu menjadi hukum keatasnya dan hukum atasnya adalah pelaksanaan dan keputusannya.

- Al Fairuz berkata, "Diin al malik bermakna politik dan kebijaksanaan raja."

Ad diin bermakna agama-agama selain agama Islam seperti yang disebutkan dalam surah:
- Al Baqarah [2:193];
- Al Anfal [8:39];
- At Taubah [9:33];
- Al­ Fath [48:28];
- Ash Shaff [61:9].

Ibnu Katsir menjelaskan ayat wa yakunad diinu lillaah atau wa yakunad diinu kullahuu lillaah bermakna, "Sehingga agama Allah menang dan tinggi dari semua agama."

Ibnu Abbas berkata, "Sehingga semuanya mentauhidkan Allah dengan ikhlas."

Al Hasan, Qatadah dan Ibnu Juraij berkata: "Sehingga semuanya mengatakan Laa Ilaha Illalllah".

Muhammad bin Ishaq berkata, "Sehingga mentauhidkan Allah dengan ikhlas, tiada di dalamnya kesyirikan dan mencabut segala macam tuhan-tuhan." Seperti dalam hadits shahih dari Rasulullah dimana beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menghimpunkan bagiku bumi dari timur dan barat dan raja dari umatku akan menyampaikan (menghimpunkan) apa yang diberikan kepadaku dari-Nya.

4. Ad diin bermakna ketauhidan, syahadah, mazhab, jalan yang lurus dan semuanya terhimpun dalam agama Islam. Sebagaimana yang terdapat dalam kebanyakan makna bagi lafaz ad din dan ia diungkapkan dengan lafaz:

a) Ad dinul qayyim, terdapat dalam surah Ar Rum [30:30].

Dalam Tafsir Al Jalalain, ia bermakna agama yang lurus yaitu mentauhidkan Allah.

Asy Syaukani berpendapat, ia bermakna agama yang menyuruh mendirikan segala perintah karena Allah atau berpegang dengan fitrah.

b) Diinul haq, terdapat dalam surah At Taubah [9:33], Al Fath [48:28] dan sebagainya.

Dalam Tafsir Al Maraghi ia bermakna cahaya Allah yaitu agama Islam.

c) Diinul qayyimah, terdapat dalam surah Al Bayyinah [98:5].

Dalam Tafsir Al Azhar bermakna menyembah Allah, ikhlas beribadah, cenderung berbuat baik, shalat dan zakat. Itulah inti agama yang dibawa oleh para nabi.

Al Fairuz berkata, "Ia bermakna agama yang lurus yaitu agama Islam.

d) Ad diinul khaalish, terdapat dalam surah Az Zumar [39:3].

Qatadah berkata, "Ia bermakna syahadah yaitu tidak diterima sesuatu amalan sehingga yang beramal itu ikhlas dalam amalannya bagi Allah dan tidak menyekutukan-Nya."

Sumber : Kamus Al Qur'an, PTS Islamika SDN. BHD.Hal:226-229



Delvin's World - Sharing Knowledge of the World and Hereafter, 2019.


Share jika bermanfaat.


#delvinmus #delvinfamily #delvinworld #delvinworld_onedayoneayat #verseoftheday #delvinworld 

Posting Komentar

0 Komentar